BlogWow & Unik

Awas, Zina Mengancam Dunia!

Adalah menjadi urgensi bagi kita semua untuk mengusahakan dengan serius: “Stop Budaya Zina! Stop Free Seks!”.

Akibat Zina, Garis Keturunan (nasab) Jadi Tidak Jelas. Jika kita tahu bahaya zina, lebih-lebih ketika zina Seakan-akan sudah menjadi budaya masyarakat, pasti kita akan tegas-tegas menolak perilaku zina ….

Awas, Zina Mengancam Dunia!

Pernahkah anda sekedar bertanya dalam hati, mengapa perilaku zina dan berkembangnya gaya hidup seks bebas tidak pernah dipersoalkan dalam kehidupan bernegara kita? Alasasannya tentu karena perilaku seks bebas alias zina adalah salah satu perilaku yang dijamin dalam system negara demokrasi.

 

Awas, Zina Mengancam Dunia!
Awas, Zina Mengancam Dunia!

Seperti di Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi, kita tidak menemukan  adanya undang-undang hukum yang bisa  menjerat para pelaku perzinaan. Kita hanya menemukan pasal dalam KUHP yang terkait dengan delik  perkosaan. Ini artinya, selama hubungan seks itu dilakukan suka sama suka walaupun tanpa nikah, alias kumpul kebo, alias berzina, maka hal itu bukanlah menjadi masalah.

Karena itu tidak mengherankan bagi siapa saja, ketika lokalisasi pelacuran yang ada di berbagai tempat justru dilegalkan. Di tempat-tempat ini, transaksi seksual antara pelacur dan pria hidung belang berlangsung atas dasar suka sama suka.

Padahal jika kita tahu bahaya zina, lebih-lebih ketika zina seakan-akan sudah menjadi budaya masyarakat, pasti kita akan tegas-tegas menolak perilaku zina. Inilah dampak zina sebagaimana yang bisa kita lihat dalam fakta-fakta nyata di lingkungan kehidupan kita.

Akibat Zina, Garis Keturunan (nasab) Jadi Tidak Jelas
Akibat Zina, Garis Keturunan (nasab) Jadi Tidak Jelas.

1). Akibat Zina, Garis Keturunan (nasab) Jadi Tidak Jelas

Bahaya zina bisa mengakibatkan kalahiran si anak menjadi tidak jelas statusnya. Lebih tragis lagi mereka lazim disebut sebagai anak haram. Sebab anak yang lahir dari hasil perzinaan tidak dinasabkan kepada laki-laki yang menghamili ibunya. Maka seperti kita saksikan, juga seperti kita dengar beritanya, kini di negara-negara barat (Amerika, Eropa, Australia) yang notabene mereka sangat liberal dalam urusan zina, di sana anak-anak haram bertebaran diseluruh penjuru negeri mereka. Anak-anak itu tidak tahu siapa ayahnya, apalagi kakek-neneknya.

Menurut data tahun 1972, di Swedia jumlah anak haram 1:4. Artinya seteiap ada 4 anak, yang satunya adalah anak haram. Bagaimana perkembangan terbaru dari data tersebut belum terdengar beritanya. Tapi bisa ditebak, perkembangannya pasti lebih parah mengingaat perilaku seks bebas di sana sampai kini juga meningkat pesat. Di Australia, salah satu negeri barat yang menjadi tetangga Indonesia, di sana anak haram juga bertebaran di mana-mana, yaitu 1:4. Survey membuktikan, di seluruh negeri-negeri Eropa, separuh anak-anak di sana adalah anak-anak yang tidak jelas siapa ayah mereka.

Kemudian di Inggris, menurut data statistic yang dibeberkan oleh dr. Oswald Schwarz, ada kurang lebih 80 ribu wanita di inggris melahirkan anak-anak haram setiap tahunnya. Itu berarti 1/3 dari jumlah anak-anak yang ada di sana tersdiri dari anak-anak haram.

Lantas seperti apa keadaan anak-anak di Indonesi? Dari lingkungan disekitar kita tinggal saja sering kilta dengar, selalu ada saja perempuan yang hamil tanpa suami. Di antara mereka banyak yang melakukan aborsi, bahkan banyak diantara dokter atau bidan malpraktek aborsi yang kemudian terkbuka kedok prsktek usahanya. Seandainya anak-anak itu tidak keduluan digugurkan, dan mereka sesmpat lahir ke dunia ini dengan selamat, tentu keadaannya tidak akan jauhberbeda dengan di negeri-negeri barat. Akan banyak anak-anak haram berkeliaran di negeri yang penduduknya terdiri dari ummat muslim terbesar di kolong jagat ini.

Berzina Bisa Menyebarkan Wabah Penyakit Kelamin
Berzina Bisa Menyebarkan Wabah Penyakit Kelamin.

2). Berzina Bisa Menyebarkan Wabah Penyakit Kelamin

Sudah bukan rahasia lagi alias sudah jadi pengetahuan umum,l bahwa zina merupakank penyebab utama merebaknya berbagai macam jenis penyakit kelamin. Fakta telah memperlihatkan dengan jelas bahwa laki-laki ataupun perempuan yang mengidap penyakit kelamin ini, adalah meereka yang hobby berhubungan intim dengan berganti-ganti pasangan, baik dengan pelacur atau teman-teman selingkuh. Hubungan sepereti ini memungkinkan abai terhadap kebersihan dan bahkan ‘bermain jorok’ karena setan turut berperan dalam memberikan ide-ide permainan.

Berzina itu terkadang juga dilakukan secara darurat, sehingga ini berpotensi munculnya perilaku kotor bagi kedua pasangan pelakunya. Karena itu, dulu kita pernah mengenal penkyakit syphilis, yaitu salah satu jenis penyakit kelamin yang sangat berbahaya. Penyakit ini pernah menyebar dengan cepat disebabkan oleh hubungan seks secara zina. Baik melalui jalan pelacuran, pereselingkuhan, perkosaan dan lain-lain hubungan seks tanpa nikah. Fakta ini tak terbantahkan, bahwa zina sebagai penyebab utama mewabahnya penyakit kelamin, adalah karena penyakit aini banyak ditenmui di negara-nregara yang masyarakatnya mengikuti paham seks bebas (free seks atau zsina). Ensklopedi Britanica mesncatat bahwa di Amerika ada sekitar 200 ribu pengidap syphilis dirawat di sejumlah rumah sakit,l ditambah 160 ribu penderita penyakit GO (gonorrhea) setiap tahunnya. Di sana telah didirikan 650 rumah sakit yang khusus mengani pengidap penyakit kelamin ini.

Meskipun fasilitas kedokteran terus mengalami kemajuan dan semakin canggihketika itu, akan tetapi penyakit-penyakit kelamin juga terus mengalami perkembangan, baik jenis penyakitnya maupun tingkat bahayanya. Jumlah pengidapnya sulit ditekan, dan semakin bertambah karena dari pengidap yang satu akan menularkan kepada yang lain melalui hubungn seks secara zina, dan berganti-ganti pasangan sesuai seleranya. Disebutkan dalam panduan kerja konferensi internasional tentang penyakit syphilis bahw di Amerika ditemukan penderita syphilis berejumlah 7.600 orang pada tahun 1956-1957. Nah, jumlah tersebut meningkat tajam menjadi 20.000orang pada tahun1960-1961. Hal ini ditambahpengidap penyakit GO meningkat sampai 100.000 orang setiap tahunnya. Begitu juga di Inggris, jumlah penderita gonorrhoea mencapai jumlah17.563 orang dalam tahun 1945, dan pada tahukn 1962 meningkat dua kali lipatnya, yaitu berjumlah 35.438 orang.

Penyakit gonnorhoea masih tergolong penyakit kelamin yang agak ringan di banding syphilis. Namun jika dianggap enteng oleh pengidapnya maka akan mengganggu kesehatannya terus mesnerus, akibat rasa gatal yang parah. Sedangkan penyakit syphilis lebih mematikan, karena mengakibatkan luka dalam yang bernanah. Di Amerika, penyakit ini disejajarkan dengan kanker dan TBC.

Kini kedua penyakit menular tersebut sudah jarang ditemukan. Dan sebagai gantinya, allah yang maha kuasa berkehendak menurunkan penyalkit yang lebih berbahaya dan mengerikan bagi para pelaku zina, yaitu AIDS. Karena penyakit ini sudah menjadi wabah, maka penyakit ini juga mengancam siapa saja, walaupun mungkin bukan pelaku perbuatan zina. Kalau flu burung begitu menakutkan, sehingga ditangani dengan sangat serius, dengan menangkapi ayam dan unggas untuksecepatnya dimusnahkan, maka tidak demikian dengan AIDS. Bahkan untuk mencegah AIDS, di Indonesia hanya cukup dengan kondomisasi. Kalau dipikir secara lebih teliti, ini akan berarti siapapun yang ingin berzina dipersilakan: aman dengan kondom! Mari kita kutip pernyataan kepala BKKBN Pusat Dr. Sumarjati Arjoso SKM dalam peringatan hari AIDS sedunia, saat berbicara mengenai kondomisasi: “Tujuan kami jelas, untuk mencegah penularan AIDS,” (cybermed.cbn.com, 4/12/2005). Ketika itu BKKBN menyediakan 200.000 gross kondom gratis (1 gross berisi 144 kondom). Pernah ada semboyan iklan kondom begini: “KENAKAN KONDOM atau KENA…!”

Tetapi faktanya kondom itu tidak 100% aman, lho?! Pasalnya, pori-pori karet latex yang menjadi bahan-bahan pembuatan kondom adalah 0,003 mm, sedangkan virus aids ukurannya jauh lebih kecil, yaitu 0,000001 mm. Coba bandingkan, virus AIDS itu ibaratnya sama dengan anak balita yang masuk pintu rumah anda. Bagaimanapun sempurnanya bangunan sebuah kondom, virus super berbahaya itu akan begitu mudah menerobos dinding kondom. Apalagi jika merenggang akibat gesekan-gesekan saat berhubungan intim, meskipun kabarnya kondom sudah dibuat lebih baik dengan pori-pori lebih kecil dari virus AIDDS.

Virus HIV/AIDS kini menyebar hamper di seluruh penjuru dunia. Menurut data United Nation Program on HIV/AjIDS (UNAIDS) bahwa pada akhir tahiun 2004, di seluruh dunia terdapat 39,4 juta orang mengidap penyakit virus SHIV/AIDS. Sementara di Indonesia , sampai akhir September 2005 mendapaati 8.251 kasus HIV/AIDS, terdiri dari 4.065 kasus HIV dan 4186 kasus AIDS (cibermed.cbn.com, 4/12/2005).

Menurut Amin Nurdin, Wakil Ketua Komisi Penanggulalngan AIDS, banyak pakar dan lembaga terkait masalah ini, telah memperkirakan scenario terburuk jika Indonesia tidak dpat menanggulangi penyakit ini. “Tahun 2010 diperkirakan 5 hingga 10 juta orang akan terinfeksi HIV/AIDS,” kata Armyn. (Tempo interaktif.com, 18l/11/2005).

Data dan analisas di atas tentu belum secaravalid menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Masalah HIV/AIDS ini ibaratnya seperti gunugnes, puncaknya menyembul sekecil bukit, tapi di bawah permukaan laut gunung Es itu begitu besaar.dugaan ini sangatlah masuk akal, sebbab bila sesseorang kena Virus HIV/AIDS, dia tidak langsung sakit, bahkan merasa sehat-sehat saja sampai waktulama tanpa gejala bahwa ia sedang sakit. Stelah jangka waktu tertentu, ketika system kekebalan tubuhnya mulai lemah( AIDS) dan gampang sakit-sakitan,barulah mulai ketahuan terkena AIDS.

Budaya Zina Menyebabkan Muda Mudi Enggan Menikah
Budaya Zina Menyebabkan Muda-mudi Enggan Menikah.

3). Budaya Zina Menyebabkan Muda-mudi Enggan Menikah

Ketika seks bebas (perzinaan) sudah menjadi hal biasa dalam masyarakat, maka bagi  pemuda-pemudi akan menjadi enggan menikah. Mereka ogah menikah kecuali jika sudah merasa tua. Dalam benaknya akan muncul pikiran, alangkah bodohnya jika harus menikah kemidian harus memikul tanggung jawab rumah tangga. Begitu juga yang perempuan, buat apa menikah, jika kebutuhan hidupnya bisa dipenuhinya sendiri dengan bekerja atau berkarir tanpa bergantung kepada seorang suami? Atau begini, untuk apa menikah ketika kebutuhan seks yang didambakan begitu mudah terpenuhi? Tentu dengan cara zina, free seks yang bisa ganta-ganti pasangan seks tanpa nikah.

Fenomena demikian ini sudah benar-benar tejadi di negara-negara Barat. Di sana, seperti dalam berita-berita, mereka begitu bebasnya dalam pergaulan, sehingga terjerumus dalam perbuatan zina. Cara bergaul yang seperti itu sungguh bisa melemahkan minat untuk menikah. Jika tanpa menikah saja kebutuhan seks bisa diddapatkan, alangkah bodohnya jika harus menikah? Karena sudah budaya mereka, tentu tanpa rasa malu, tanpa merasa beredosa, bahkan mereka bangga dengan cara hidup yang bebas seperti itu. Maka hubungan seksual tanpa ikatan resmi menjadi lumrah. Para wanita pelacur tergusur dari jalanan karena sudah kesulitan mendapatkan pelanggan. Hal ini karena calon pelanggan sudah dapat pasangan seks yang tak lain adalah teman-teman mereka sendiri. Kalau pelacur jalanan tergusur, sepintas memberi kesan positif yang menggembirakan, tapi sesungguhnya tidaklah demikian. Pelacaur memang tergusur,  tetapi praktek perzinaan semakin merajalela. Dengan kemampuan financial, para muda-mudi bisa dengan mudah menyewa hotel, villa, dan penginapan-penginapan mewah. Bersama teman-teman mereka sendiri,  pelampiasan nafsu seks sacara zina bisa tersalurkan dengan begitu mulus tanpa hambatan apapun.

Nah, bagaimana dengan di Indonesia? Menurut KH. Abdur Rasid Abdullah Syafi’i mengatakan dengan mengutip dari Repubkika pada tahun 2007 , bahwa 80%  anak-anak usia belasan tahun sudah melakukan hubungan seks tanpa nikah dirumah-rumah mereka sendiri. Dengan demikian rupanya ternyata budaya seks bebas sudah menjalar pula di kalangan ramaja-remaja Indonesia. Bahkan sudah bukan rahasia lagi, bahwa seks bebas juga marak di kalangan mahasiswa sejak awal tahun 90-an.

Memang demikianlah realitanya. dan rasanya sulit dipungkiri kalau dikatakan: perzinaan juga akan bisa mengancam minat untuk menikah di kalangan muda-mudi di Indonesia. Bandingkan dengan di eropa, konon kalangan yang berminat dan siap menjalani pernikahan turun drastic mencapai perbandingan 1 per 1000, karena di sana tak seorang pun baik laki-laki ataupun perempuan dari setiap 100 orang yang siap untuk menikah.

Data statistic di Inggris, Perancis, Italia, Belgia dan Norwegia menyatakan bahwa jumlah mereka yang siap menikah, baik pria ataupun wanita kurang dari 10 orang per 1000 orang. Bahkan di Swedia jumlahnya kurang dari 8 orang per 1000 orang, berdasarkan statistic tahun 1970. Jumlah ini terus melorot tajam pada tahun 1973, yaitu berkurang menjadi 5 orang dari setiap 1000 orang di Swedia yang siap menikah. Yah, mau dibilang apa ketika mereka lebih  enjoy tidak menikah? Karena alasan untuk menikah sungguh tidak menarik, bahkan bikin repot bagi mereka yaitu tanggung jawabnya yang cukup berat. Buat apa menikah kalau kebutuhan seksnya bisa dipenuhi dengan cara begitu gampangnya? Begitulah salah satu dampak budaya seks bebas, telah mnedorong muda-mudi hampir di seluruh dunia enggan menikah, mungkin juga akan melanda budaya Indonesia jika budaya global ini tidak segera dibendung sejak dini.

Budaya Zina Menyebabkan Turunnya Tingkat Kelahiran
Stop Zina! Budaya Zina Menyebabkan Turunnya Tingkat Kelahiran.

4). Budaya Zina Menyebabkan Turunnya Tingkat Kelahiran

Ketika Zina sudah berkembang jadi budaya masyarakat, maka kelahiran seorang bayi bukanlah sesuatu yang penting. Padahal kwantitas warga bangsa punya peranan penting dalam membangun dan mengembangkan potensi kebangsaan, baik yang menyangkut kemakmuran ataupun kewibawaan bangsa kepada bangsa lain. Bangsa mana yang tidak akan bangga memiliki jumlah penduduk besar, dengan kehidupan yang makmur, dan berakhlak baik. Tentu bangsa lain akan segan dan tidak berani melecehkan. Di sinilah budaya zina bisa menjadi sebab turunnya tingkat kelahiran anak secara drastic, di samping juga bisa merusak sendi-sendi moral dan akhlak suatu bangsa, yang berarti pula akan bisa mengancam eksistensi suatu bangsa. Bisa dibayangkan bagimana lemahnya suatu bangsa jika warga masyarakatnya berakhlak bejat.

Di depan sudah dijelaskan, bahwa akibat zina itu dapat menularkan penyakit kelamin, juga AIDS/HIV. Penyakit-penyakit ini bisa menyebabkan kematian, dan jika dialami oleh pria atau wanita produktif, maka jelas secara otomatis akan mengurangi jumlah kelahliran. Artinya mereka sudah mati duluan sebelum sempat melahirkan. Menurut berita yang beredar, di Amerika setiap tahunnya sekitar 30.000 sampai 40.000 anak manusia mati akibat penyakit Syphilllis. Jumlah yang hampir sama juga terjadi di Perancis dalam setiap tahunnya, yaitu 30.000 jiwa meninggal akibat syphilis. Pada masa-masa yang akan datang, anda tentu akan melihat dan mendengar orang-orang mati setiap saat kerena digerogoti AIDS/HIV. Jelaslah ini menyebabkan berkurangnya jumlah orang-orang yang siap melahirkan keturunannya.

Dengan semakin menurunnya jumlah orang yang bersedia menikah, hal ini juga tentu karena tidak ingin melahirkan anak. Demikian halnya dengan semakin kuatnya penyebaran perilaku seks bebas, semakin kuat pula munculnya ide-ide untuk mengupayakan agar anak tidak lahir. Dalam pandangan mereka, anak adalah penghalang kebebasan. Dari cara pandang ini maka muncullah ide untuk menciptakan alat-alat kontrasepsi, obat-abat pencegah kehamilan, dan teknik-teknik aborsi. Bahkan usaha-usaha aborsi ini semakin gila-gilaan saja, dimana-mana di seluruh dunia kini sedang diperjuangkan legalitasnya. Yang lebih sadis itu di Indonesia, ketika bayi hasil hubungan zinanya sudah terlanjur lahir, maka dibuanglah di lubang WC, di saluran got, atau dilempar ke tempat sampah. Berbagai macam cara dan usaha itu sudah jelas menyebabkan semakin menurunnya jumlah kelahiran.

Disebutkan dalam buku ‘Population Decline in Europe’ bahwa di negara-negara Eropa sangat konsen terhadap kenaikan jumlah kelahiran. Meereka menggunakan berbagai cara untuk mewujudkan keinginan tersebut. Yaitu dengan cara memberikan tunjangan kepada para ibu yang mau melahirkan, menanggung biaya hidup anak, dan tunjangan-tunjangan materi lainnya. Hal ini juga dilakukan oleh negara tetangga terdekat kita, yaitu negara Singapure. Mereka yang mau memiliki anak banyak akan dibiayai negara.

Kenapa negara-negara barat berkeinginan kuat untuk menaikkan jumlah kelahiran dengan mensupport dana kepada para ibu-ibu yang mau melahirkan? Justru inilah yang harus segera menyadarkan kita semua, sebab yang demikian itu merupakan bukti  bahwa penurunan angka kelahiran adalah keadaan yang genting dan berbahaya bagi eksistensi suastu bangsa. Hal ini juga merupakan bukti kuat bahwa budaya free seks berperan sangat signifikan dalam menurunkan jumlah kelahiran, di samping juga telah terbukti memicu penularan penyakit kelamin yang mematikakan. Sebuah generasi suatu bangsa akan terputus dengan sendirinya jika jumlah kelahiran tidak dapat ditingkatkan. Berarti dengan sendirinya menyetop proses perkembangbiakan keturunan ummat manusia.

Solusinya adalah mereka harus menekan pertumbuhan budaya zina (free seks) di kalangan mereka sendiri, dengan cara mendorong warganya agar mau menikah dan membangun keluarga.

Zina Bisa Mengancam Keharmonisan Rumah Tangga
Zina Bisa Mengancam Keharmonisan Rumah Tangga.

5). Zina Bisa Mengancam Keharmonisan Rumah Tangga

Ini sudah jelas. Jika salah satu dari pasangan suami istri berbuat zina dan ketahuan maka akibatnya adalah terganggunya keharmonisan rumah tangga tersebut. Kecuali jika mereka memang pasangan dayyus, yaitu mereka tidak lagi memiliki rasa cemburu, sehingga akan biasa-biasa ketika sedang melihat pasangannya berbuat zina dengan orang lain, walaupun di depan matanya. Tapi yang normal, tentu tidak demikian. Bahkan seorang suami akan nekad menyiram muka isterinya dengan air keras yang panasnya sepanas api cemburu yang membakar hatinya, saat dilihatnya sang isteri berselingkuh (berzina) dengan pria lain. Atau ada juga seorang isteri tega memotong kelamin suaminya gara-gara dia memergoki sang suami berzina dengan wanita lain. Bahkan ada seorang suami berani memotong kepala isteri dan kepala pasangan selingkuhannya. Lalu dua kepala itu ditentenganya sejauh 10 kilometer menuju kantor polisi. Ini benar-benar terjadi di Madura pada tahhun 80-an.

Jalinan cinta dengan cara selingkuh dan berzina di kalangan orang-orang yang sudah menikah, selalu menjadi sebab utama tejadinya pertengkaran suami isteri. Tentunya nggak bisa dipungkiri lagi, bahwa zina bisa mengoyak keharmonisan rumah tangga, juga bisa berlanjut pada tindakan sadisme, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan perceriaian. Sangatlah mudah untuk menyebutkan sejumlah kejadian contoh tentang rumah tangga yang hancur berantakan akibat selingkuh dan perzinaan yang dilakukan oleh suami atau isteri. Di kalangan artis banyak terjadi kehancuran rumah tangga, karena memang lingkungan pergaulan mereka berlangsung interaksi yang sangat liberal dan jauh dari tuntunan nilai-nilai agama.

Zina Bisa Memicu Tindakan Kriminal
Zina Bisa memicu tindakan Kriminal.

6). Zina Bisa memicu tindakan Kriminal

Budaya zina (free seks) terbukti menimbuklkan berbagai macam tindak criminal. Adalah konsekuensi logis belaka, karena seks bebas telah melahirkan anak-anak haram. Banyak di antara mereka tumbuh dan berkembang secara liar. Mereka merasa kehilangan cinta ayah dan belaian kasih sayangnya. Mereka tumbuh berkembang menjadi remaja, lalu dewasa dengan memendam perasaan terbuang. Maka tak jarang bersemi di hati mereka keinginan untuk berbuat jahat kepada orang lain. Ada juga yang melampiaskan dendam dan segenap perasaannya dengan melakukan pencurian, perampokan bahkan sampai membunuh.

Zina itu sendiri bisa menjadi penyebab utama meunclnya tindakan kejahatan, baik secara fisik atau moral. Banyak kasus korupsi kecil-kecilan sampai besar-besaran untuk dapat uang, dan uangnya itu untuk diberikan teman kencan (pasangan zina), atau untuk membayar pelacur. Banyak kasus pencurian dan perampokan dengan motif ingin memndapatkan uang dengan mudah agar bisa bersenang-senang dengan perempuan-perempuan di komplek pelacuran. Bahkan banyak kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh liarnya nafsu zina sang pelaku. Karena itulah zina itu tidak diperbolehkan oleh ajaran agama, sebab jika tidak dilarang pasti akan terjadi banyak sekali kekacauan, keributan dan pembunuhan. Akan ada banyak lelaki saling berkelahi dan saling membunuh dikarenakan berebut pasangan zina. Atau jelasnya, kalau zina tidak dilarang, manusia akan benar-benar berubah jadi binatang atau bahkan lebih rendah dari binatang akibat perilaku seksnya. Pada tahun 1997, di Amerika terjadi pemerkosaan wanita setiap 8 menit sekali, dan pada tahun itu telah terjadi 63.022 kasus perkosaan.

Demikianlah beberapa hal buruk yang cukup menjadi bukti betapa keji dan hinanya perbuatan zina itu. Adalah menjadi urgensi bagi kita semua untuk mengusahakan dengan serius: “Stop Budaya Zina! Stop Free Seks!”. Kita sering mendengar, juga kerap menyaksikan di Indonesia lewat televise, radio, majalah, koran dan berbagai mass media yang lain, betapa buruk dan mamalukan akibat-akibat dari perilaku zina itu.

Banyak bayi yang baru saja dilahirkan, lalu di buang di sembarang tempat. Berjuta-juta kasus aborsi di seluruh dunia, malah tak jarang sampai menewaskan pelaku aborsi itu sendiri. Di Indonesia, banyak pelaku zina tertangkap basah oleh masyarakat, lalu ditelanjangi dan diarak beramai-ramai keliling desa atau kota. Orang-orang saling menganiaya, saling melukai, dan saling membunuh, gara-garanya tidak lain adalah karena meributkan perkara zina.

Hanya orang yang tidak memiliki hati saja yang bisa menerima budaya zina, sementara mereka bisa mendengar dan menyaksikan. Wallahu a’lamu bish-shawaf.

***

Ramedi

Berbagi Rahasia Cara Mengatasi Ejakulasi Dini kepada Member Premium. Kami juga berbagi gratis "Artikel Pilihan" terkait masalah ejakulasi dini dan disfungsi ereksi kepada Free Member dengan cara mendaftar sebagai Free Member.

Tinggalkan Balasan

Back to top button